Dana Umroh Jadi Rebutan Bank Syariah dan Konvensional

Dana Umroh Jadi Rebutan Bank Syariah dan Konvensional
Bank Syariah kini mengincar masuknya dana masyarakat untuk perjalanan umrah. Jika penyimpanan uang perjalanan umrah ini bisa `dipaksakan` masuk ke kantong bank syariah, bukan tidak mungkin pangsa pasar bank syariah bisa menembus 5 persen.

"Umrah itu kan sekitar 1 juta orang per tahun dikali Rp 25 juta, sekitar Rp 25 triliun perputaran uangnya. Haji sekitar Rp 80 triliun. Ini kan suatu sumber dana untuk bank syariah," ungkap Sekretaris Jenderal Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Ahmad K Permana di Jakarta, akhir pekan lalu.

Permana menegaskan sudah selayaknya jika dana untuk beribadah bisa dikelola secara syariah. Salah satunya adalah aturan pengelolaan dana haji yang telah diwajibkan pemerintah harus masuk ke bank syariah.


Menurutnya, bank konvensional pun tidak perlu khawatir jika dana-dana umroh ini harus masuk ke bank syariah. Alasannya, jumlah dana umroh sebetulnya tidak terlalu besar jika dibandingkan dana masyarakat yang ditabung di bank konvensional.

“Yang kayak begini sebenarnya tidak mengganggu yang konvensional, bank konvensional ada Rp 4.500 triliun, kita (bank syariah) hanya Rp 270 triliun. Saya agak heran saja kalau mereka (bank konvensional) terlalu paranoid,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Ekonomi BRI Anggito Abimanyu. Dia menilai dengan beralihnya dana umroh ke bank syariah, industri keuangan berpinsip Islam ini bakal memiliki ruang lebih luas untuk memperbesar bisnisnya.

“Jika umroh disimpan di bank syariah maka akan lebih menguntungkan. Saya sudah melakukan untuk haji khusus dipindah di bank syariah maka akan menambah likuiditas, sehingga bank-bank bisa kemampuaan likuidutas yang murah. jadi nanti bisa dimanfaatkan ke oembiayaan-pembiayan yang lebih kompetitif,” tandasnya.


jumrahonline | jumrah.com