Tidak semua orang meraih haji mabrur. Setiap orang yang pergi berhaji mencita-citakan haji yang mabrur. Haji mabrur bukanlah sekadar haji yang sah. Mabrur berarti diterima oleh Allah, dan sah berarti menggugurkan kewajiban. Bisa jadi haji seseorang sah sehingga kewajiban berhaji baginya telah gugur, namun belum tentu hajinya diterima oleh Allah Ta’ala.
(Klik disini untuk preview Jumrah Edisi 07 - Tahun 2016)
(Klik disini untuk download Jumrah Edisi 07 - Tahun 2016)
Dan, tidak semua yang hajinya sah terhitung sebagai haji mabrur. Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan, “Yang hajinya mabrur sedikit, tapi mungkin Allah memberikan karunia kepada jamaah haji yang tidak baik lantaran jamaah haji yang baik.”
Tentunya yang menilai mabrur tidaknya haji seseorang hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Namun demikian, selain dari pelatihan dalam persiapan pelaksanaan haji, calon jamaah dapat mengambil berbagai kisah-kisah inspirasi dari para peziarah haji di masa lalu yang begitu berat tantangan yang mereka alami. Para peziarah haji di masa lalu memiliki semangat, usaha yang gigih serta kesabaran yang luar biasa.
Sehingga mereka mampu melalui hari-hari yang sangat ‘keras’ dalam perjalanan mereka bersama kafila-kafilah menelusuri gurun yang tandus menuju Baitullah. Kita dapat menyimak artikel yang inspiratif di edisi ini, demi memperkuat keimanan dan keikhlasan kita, sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, ibadah yang oleh Allah Ta’ala dijanjikan surga.
(Erwin E Ananto)